Selasa, 18 Oktober 2011

Mengetahui Manfaat dan Kerugian Dari Pemakaian Kontak Lensa


Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata. Lensa kontak memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik.

Lensa kontak terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
·         Hard Contact Lens atau Lensa Kontak Keras
·         Soft Contact Lens atau Lensa Kontak Lunak
·         Rigid Gas Permeable (RGP) Lens

Lensa kontak berguna untuk mempermudah bagi seseoang yang kurang nyaman menggunakan kaca mata. Pada zaman sekarang ini lensa kontak bukan hanya digunakan untuk pengganti kaca mata saja, namun juga untuk fashion. Khususnya untuk kaum wanita. Namun ternyata di balik kemudahannya, ternyata lensa kontak bisa membuat resiko untuk kesehatan mata.

Banyak alasan kenapa orang memilih memakai lensa kontak daripada kacamata. Berikut ini keuntungan dan kerugian memakai lensa kontak:
Keuntungan lensa kontak:
·         Menambah percaya diri.
Para wanita yang merasa kurang pede memakai kacamata, bisa mendapatkan rasa pede-nya kembali setelah memakai lensa kontak.

·         Menunjang aktivitas tertentu.
Orang-orang dengan pekerjaan tertentu relatif memerlukan lensa kontak agar bisa bergerak bebas dan tak takut terganggu, dibandingkan jika harus memakai kacamata. Contohnya olahragawan, penari, aktor, penyanyi, orang-orang yang bekerja dalam hujan, asap, dan lain-lain.

·         Faktor keamanan.
Untuk aktivitas yang lumayan berat, pengguna tak perlu takut lensa bakal jatuh atau pecah, seperti halnya jika memakai kacamata.

·         Penglihatan lebih baik.
Lensa kontak meminimalisasi jarak mata dengan lensa hingga ketajaman mata menjadi lebih baik. Selain itu, sudut penglihatan pun menjadi lebih luas karena lensa menempel langsung pada mata.

·         Baik untuk penderita mata silendris (cylinder).
Bagi pemakai kacamata silendris, lensa kontak mengoreksi kekurangan akurasi kacamata hingga   titik terendah, sehingga penglihatan pun menjadi lebih baik.

Kerugian-Kerugian Lensa Kontak:

·         Tidak nyaman.
Pemakai awal biasanya merasa tidak enak, karena adanya benda asing pada bola mata mereka. Namun, lama-kelamaan, mata pun akan terbiasa. Biasanya setelah menghentikan pemakaian selama seminggu, sensitivitas kornea akan normal lagi, sehingga pemakai harus berdaptasi lagi agar menjadi nyaman dengan lensa kontaknya.

·         Kekurangan oksigen.
Terlalu lama atau terlalu ketat memakai lensa kontak bisa membuat mata kekurangan oksigen. Konsekuensinya, berbagai macam komplikasi bisa terjadi, seperti noda kornea dan kornea edama.

·         Mudah hilang.
Ukuran lensa kontak yang relatif kecil dibanding kacamata membuatnya lebih gampang hilang atau terselip.

·         Kurang ekonomis (relatif mahal).
Harga lensa kontak juga relatif mahal, di atas Rp 100 ribu. Apalagi, masa pakainya hanya berkisar 2 minggu sampai sebulan. Umumnya, hanya golongan ekonomi tertentu yang mampu membelinya.

·         Adaptasi lama.
Pemakai awal butuh waktu lama untuk memakainya, dari belajar memakai, merawat, hingga membiasakan mata.

·         Butuh perawatan ekstra.
Lensa kontak juga butuh perawatan lebih ketimbang kacamata. Misalnya, harus telaten menggosok, membersihkan, dan menyimpan lensa pada tempat antikuman.


Ada 10 komplikasi yang bisa timbul akibat pemakaian lensa kontak, antara lain:

·         Noda Kornea atau Supercial Punctate Keratitis (SPK)
Rusaknya permukaan kornea mata. Biasanya karena memakai lensa yang terlampau ketat, sehingga mengakibatkan mata kekurangan oksigen (hypoxia), alergi, atau keracunan. Gejalanya: penderita merasa tak nyaman, menjadi sangat sensitif pada cahaya (photophobia), dan adanya noda di kornea mata. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.

·         Blepharitis
Belpharitis adalah peradangan pada kelopak mata karena lensa tak cocok. Gejalanya timbul gatal-gatal, kelopak mata seperti terbakar, timbul kerak di sekitar kelopak mata, pembuluh darah tampak jelas, kelopak saling menempel, dan biasanya diikuti oleh SPK. Pengobatannya adalah dengan menghentikan pemakaian lensa, mengompres bengkak dengan air hangat, atau pemberian salep antibiotika.

·          Reaksi Alergi (Atopik)
Peradangan atau iritasi yang disebabkan masuknya benda pembawa alergi (misalnya debu, serbuk, atau makanan) ke dalam mata. Gejalanya antara lain timbul rasa gatal, mata merah, hingga pembengkakan di kelopak mata. Umumnya, alergi terjadi musiman dan penderita memang memiliki riwayat alergi. Pengobatannya dengan menghindari penyebab alergi, menghilangkan bengkak di mata dengan menggompres memakai air dingin, bila terjadi peradangan beri obat anti radang, kemudian untuk menghilangkan alergi beri obat alergi (antihistamine).

·         Sindrom mata kering (keratoconjunctivitis sicca)
Timbulnya noda (keratitis) kronis pada kornea inferior. Komplikasi ini disebabkan oleh produk (sekresi) air mata pemakai yang tak cukup. Gejalanya: mata seperti terbakar, air mata sering keluar, dan cairan di mata berlebihan. Pengobatan: memberi suplemen air mata, salep, mengganti materi lensa. Bila tak berhasil, hentikan pemakaian lensa.

·         Corneal edema
Berlebihannya cairan dalam kornea hingga menimbulkan stres pada kornea. Biasanya karena mata kekurangan oksigen. Gejalanya photophobia, penglihatan berkabut, mata merah, kenyamanan berkurang saat lensa di buka, ada krista di kornea, pembuluh darah kelihatan, dan timbul SPK. Pengobatan: menambah oksigen pada mata, mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak

·         Infiltrates
Peradangan pada jaringan mata akibat kurang bersihnya lensa, oksigen yang kurang, reaksi alergi hingga menimbulkan infeksi. Biasanya terlihat seperti sekelompok sel berwarna putih (white internal cell clusters). Penglihatan berkurang, mata merah, photophobia, dan timbul noda putih di mata adalah gejala-gejala infiltrates. Komplikasi ini bisa diatasi dengan menghindari pemakaian lensa saat aktif, mempersering mengganti lensa, memberikan antibiotik/steroid, dan perhatikan cara perawatan lensa.

·         Infeksi
Masuknya organisme berbahaya ke dalam mata seperti bakteri, jamur, protozoa, dan virus hingga menimbulkan infeksi pada mata. Gejala: mata merah, kelopak mata lengket, air mata berlebihan, penglihatan berkurang, dan timbul noda di kornea. Pengobatan dilakukan dengan mengompres menggunakan air dingin, memberi air mata buatan, dan terapi antibiotik kalau perlu.

·         Microbila Keratitis
Masuknya organisme berbahaya dalam kornea mata seperti bakteri, jamur, protozoa, dan virus hingga mengakibatkan pembengkakan. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit di mata, photophobia, air mata berlebih, mata merah, dan penglihatan berkurang. Jika sudah parah, mata mengeluarkan nanah. Untuk mengobati, bisa dilakukan terapi antibiotik, mengganti lensa kontak, pentingnya pengenalan dini untuk mencegah akibat lebih fatal.

·         Vaskularisasi Kornea
Pembentukan pembuluh darah dalam jaringan avascular (kornea). Seringkali disebabkan kekurangan oksigen oleh lensa yang terlampau ketat. Gejalanya antara lain penglihatan berkurang, timbul pembuluh darah di kornea. Mengurangi pemakaian lensa atau mengganti lensa yang mendukung pemenuhan oksigen.

·         Giant Papillary Conjunctivitis (GPC)
Peradangan papillary pada kelopak atas mata. Penyebabnya masih belum diketahui pasti walau ada dugaan karena ketidakcocokan pemakaian lensa. Gejalanya gatal-gatal, penglihatan berkurang, gerakan lensa berlebihan, tak bisa memakai lensa biasa, dan kelopak bengkak. Pengobatannya: kurangi pemakaian lensa, kompres dengan air dingin, hubungi dokter mata.


Referensi :